Filkumania Austin: Jurnal 6

Friday, October 1, 2010

Jurnal 6

Topik : Rasionalisme dan Empirisme
Tanggal : 15 September 2010


Substansi
Rasionalisme dan empirisme adalah contoh dari aliran utama epistemologi.


Rasionalisme
Pelopor untuk aliran rasionalisme adalah René Descartes (1596-1650)



pernyataannya yang terkenal adalah cogito ergo sum.. yang dalam bahasa Inggris berarti i think, therefore i exist.. arti dalam bahasa Indonesianya adalah "Aku Berpikir maka Aku Ada".
maksud dari pernyataannya ini adalah keberadaan manusia baru ada ketika manusia berpikir, jadi bagaimana jika manusia berhenti berpikir? jika manusia berhenti berpikir maka manusia tidak ada lagi.
dalam aliran ini, rasio merupakan hal yang sangat penting.


Empirisme
pelopor aliran empirisme adalah John Locke (1632-1704), George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776)


*gambar dari kiri ke kanan : John Locke, George Berkeley, David Hume*
Empirisme memiliki keyakinan bahwa ketika manusia lahir tidak memiliki pengetahuan, jadi manusia seperti kertas kosong. sumber pengetahuan adalah pengalaman manusia, melalui observasi inderawi.
John Locke
Dua pertanyaan besar Locke adalah :
  1. Dari mana kita mendapat pengetahuan kita?
  2. Apakah kita dapat mempercayai hasil pengamatan indera kita?
  1. Tak ada ide bawaan! Tabula rasa. pengalaman itulah apa yang direfleksikan menjadi ide -> pengetahuan sederhana.
  2. Apa yang didapat dari indera itu, tidak ditanggapi pasif oleh rasio. rasio mengolahnya -> pengetahuan kompleks.
George Berkeley
pengalaman bukan mempersepsikan fisik benda, tetapi persepsi tentang sifat (kualitas)-nya saja. jadi, tak ada kualitas primer, yang ada kualitas sekunder saja!
jadi, yang penting dari empiri hanya terkait dengan kualitas sekunder itu.


David Hume
ada 2 jenis persepsi manusia :
kesan    = persepsi inderawi (dengan kesadaran tinggi)
gagasan = ingatan atas persepsi itu


gagasan & kesan terdiri dari :
  1. gagasan sederhana (tunggal), muncul dari kesan sederhana, langsung terkait dengan satu konsep tertentu
  2. gagasan kompleks, muncul dari kesan kompleks. tak terkait langsung pada satu konsep, tetapi bisa dipecah menjadi banyak gagasan sederhana.
jika ada kesan, tak ada gagasan.
jika ada gagasan tanpa kesan, gagasan itu tanpa makna


Refleksi
jika diperhatikan, rasionalisme hanya menitikberatkan segala pemikirannya pada rasio manusia saja, padahal dalam hidup ada juga sesuatu yang jarang terjadi seperti intuisi. memang rasio sangat berguna dalam kehidupan manusia, akan tetapi kenyataannya manusia tidak mungkin dapat hidup jika hanya mengandalkan rasio saja, karena itu akan membuat manusia seperti mahluk yang tidak memiliki perasaan. perasaan adalah sesuatu yang tidak pasti, bahkan kadang sulit untuk dideskripsikan.
jika diperhatikan, empirisme hanya memfokuskan pada pengalaman inderawi saja, lalu bagaimana dengan intuisi? selain itu, jika hanya mengandalkan pengalaman inderawi saja bagaimana jika kita ingin melakukan penelitian untuk menemukan suatu invensi baru seperti teknologi. apakah pengalaman inderawi dapat membantu manusia untuk membuat suatu teknologi yang baru? atau mungkin penemuan lain yang bisa berguna untuk kehidupan manusia?


Diskusi
  1. Apakah dalam aliran rasionalisme dan empirisme tidak menganggap ada intuisi?
  2. Apakah dengan mengikuti pengalaman inderawi saja dapat membantu manusia untuk membuat suatu penemuan, misalnya teknologi?

No comments:

Post a Comment