Topik : Pengantar Filsafat 1
Tanggal : 18 Agustus 2010
Substansi :
Pengantar filsafat 1 ini dibai menjadi beberapa sub-bab, antara lain:
A. Pengertian Filsafat
Secara Etimologi
• Filsafat (Indonesia); falsafah (Arab); philosophy (Inggris); philosophie (Belanda); philosophia (Latin)
• Berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Philein = mencintai, philos= sahabat
Sophos = Bijaksana, sophia = kebijaksanaan
• Philosophos > lover of wisdom
Karakteristik Filsafat
Holistik- integral (menyeluruh)
Inklusif (mencangkup secara luas)
Sinoptis (secara garis besar)
Radikal (sampai ke akar persoalan)
Terbuka untuk dikritis
Reflektif- kritis (sampai ke nilai-nilai)
Koheren (runtut, berurutan)
Diawali oleh senang menyelidik
Konseptual (hasil konstruksi pemikiran)
Perennial Problems (abadi)
Bebas & bertanggungjawab
1. Filsafat sebagai suatu proses
Filsafat sebagai aktivitas berfilsafat (filsafat sebagai objek). Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu. Menggunakan pandangan objektif (Genetivus objektivus).
2. Filsafat sebagai produk
Produk dari aktivitas berfilsafat. Produk tersebut berupa falsafah atau pandangan hidup. Falsafah digunakan sebagai instrumen untuk memelihara objek lain. Semua falsafah memiliki kencendrungan untuk ”membenarkan diri sendiri” karena menggunakan pandangan subjektif (genetivus subjektivus).
B. Kelahiran Filsafat
Yunani terletak di Asia Kecil. Kebiasaan mereka hidup sebagai nelayan mewarnai kepercayaan yang dianutnya Filsafat Yunani. Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng- dongeng).1 Setelah pada abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi
Zaman Yunani terbagi Periode Yunani Kuno diisi oleh Ahli pikir alam (Thales, Pythagoras) dan pada Periode Yunani Klasik diisi oleh Ahli pikir seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles.
1. Thales (625 – 545 SM) adalah salah satu dari tujuh orang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Philosophy. Thales dikenal sebagai bapak filsafat Yunani, karena ia adalah filosuf yang pertama. Ajaran filsafatnya tidak pernah ditulisnya sendiri hanya disampaikan dari mulut kemulut melalui murud-muridnya. Menurut pendapatnya apa yang disebut sebagai arkhe (asas pertama dari alam semesta) adalah air. Katanya, semua berasal dari air, dan semuanya kembali menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air, dan bumi merupakan bahan yang muncul dari air dan terapung di atasnya.
2. Phytagoras (+ 572 – 497 SM) dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Phytagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Pemikiranya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dan perbandingan-perbandingan matematis.
3. Heraclitos (535 – 475 SM) lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si gelap karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Pemikiran filsafat nya terkenal dengan filsafat menjadi. Ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada dibelakangnya.
Heraclitos yang mengemukakan pendapatnya bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api.
4. Parmenides (540-475 SM) lahir di kota Elea, dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being). Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan.
Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan.Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat dibagi-bagi karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin.
5. Socrates(469-399) adalah filusuf dari Athena. Ia adalah anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaanya seorang bidan. Setiap mengajarkan pengetahuannya socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya. Maka ia kemudian oleh kaum sofis sendiri dituduh memberikan ajaran yang merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM.
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Metode yang digunakan adalah metode Mayeutike yaitu metode kebidanan (membantu orang melahirkan jawaban dengan mengembalikan pertanyaan).
C. Ciri-ciri keilmuan
1. Objek yang Khas:
- Material: sasaran Pemikiran (segala sesuatu yang ada dan mungkin ada)
- Formal : Sudu pandang atas objek material
2. Sistematika
- Metafisika:
Disebut juga “ontology” yang berkenaan dengan hakikat realitas (what is), sedangkan metafisika berkenaan dengan hakikat eksistensi (what it means “to be”). Pada konteks ini keduanya dipakai saling menggantikan (interchangeably).
Metafisika bisa diartikan sebagai the theory of reality.
Suatu upaya filosofis untuk memahami karakteristik mendasar atau esensial dari alam semesta dalam suatu simpul yang sederhana namun serba mencakup.
Cabang ilmu metafisika dibagi menjadi: Teologia, kosmologia, dan antropologia
- Epistemologi (Epistemology)
Disebut the theory of knowledge atau teori pengetahuan. Ia berusaha mengidentifikasi dasar dan hakikat kebenaran dan pengetahuan, dan mungkin inilah bagian paling penting dari filsafat untuk para pendidik. Pertanyaan khas epistemologi adalah bagaimana kamu mengetahui (how do you know?).
Cabang ilmu Epistemologi dibagi menjadi: filsafat ilmu, metodologi, dan logika
- Aksiologi (Axiology)
Secara historis, istilah yang lebih umum dipakai adalah etika (ethics) atau moral (morals). Tetapi dewasa ini, istilah axios (nilai) dan logos (teori) lebih akrab dipakai dalam dialog filosofis. Jadi, aksiologi bisa disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong)
Cabang ilmu Aksiologi dibagi menjadi: etika dan estetika
3. Metode Penyelidikan
4. Universalitas (keterimaan intersubjektif)
- Mengenai universalitas ini Karl Popper (1906-1994) mengemukakan bahwa semua ilmu harus terbuka untuk di uji, jika tidak maka hanya akan menjadi pengetahuan. Ilmu harus diuji dengan ketidakbenarannya (falsifikasi)
- Menurut Thomas Kuhn(1922-1996), ada dua tahap perubahan yaitu tahap normal dan tahap revolusi. Menurutnya jika terjadi penyimpangan tidak akan langsung mengganti suatu teori melainkan akan disimpan terlebih dahulu (tahap normal) dan jika penyimpangan tersebut sudah tidak tertampung barulah teori tersebut dipertanyakan. Jika teori tersebut tidak dapat bertahan, barulah paradigma baru dipertanyakan(tahap revolusi).
Refleksi:
Filsafat dapat diartikan sebagai:
1. Sebagai suatu proses → disebut sebagai filsafat yang diartikan sebagai Ilmu. Filsafat menggunakan pandangan objektif (Genetivus Objektivus).
2. Sebagai suatu produk→ disebut sebagai falsafah yang diartikan sebagai pandangan hidup. Menggunakan pandangan subjektif (Genetivus Subjektivus). Semua falsafah mempunyai kecendrungan untuk membenarkan diri sendiri.
Hubungan antara keduanya adalah ’sekali proses terhenti maka ia langsung menjadi produk’.
Hal yang diinginkan oleh filsafat adalah kecemerlangan mental (the persuit of mental of excellence) jadi diperlukan suatu perenungan yang mendalam akan sesuatu hal untuk mencari hakekat yang terkandung di dalamnya. Filsafat pada mulanya timbul karena manusia merasa kagum dan heran. Pada tahap awalnya kekaguman dan keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena permasalahan manusia menjadi lebih kompleks, maka manusia berusaha mencari jawaban atas berbagai permasalahannya dengan perenungan untuk mencari kebenaran.
Filsafat selalu diawali oleh sikap ingin menyelidiki sesuatu (inquiring attitude) dan kemudian dilanjutkan dengan perenungan yang mendalam (kontemplasi). Hasilnya mungkin tidak selalu benar dan masih bersifat spekulatif.Filsafat merupakan sebuah proses perenungan untuk mencari kebenaran dimana manusia keluar dari kesempitan berfikir dan berani berfikir secara universal dan menyeluruh.
Filsafat dapat dikatakan sebagai “induk” atau “ibu” dari ilmu pengetahuan (mater of scientiarum) karena dari filsafatlah lahir segala ilmu yang ada. Antara filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai hubungan yang tidak mungkin dapat dipisahkan. Segala prinsip-prinsip yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh filsafat. Ilmu pengetahuan tidak mungkin dapat berkembang tanpa melewati proses filosofis yaitu pada filsafat ilmu pengetahuan.
Ilmu berkembang jika ia diterima di kelompoknya. Awalnya ilmu diterima lewat verifikasi. Tetapi jika selalu mengacu pada verifikasi maka ilmu menjadi tidak berkembang sebab seseorang menjadi takut untuk menyimpulkan yang bertentangan dengan teori-teori itu. Cara verifikasi ini ditentang oleh Karl Popper (1906-1994). Menurutnya ilmu (teori) harus diuji dengan menunjukan ketidakbenarannya (falsifikasi). Semua yang dapat terfalsifikasi itulah yang ilmiah dan yang tidak dapat terfalsifikasi bukanlah ilmiah, contohnya: Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang.
Pendapat Karl Popper kemudian ditentang oleh Thomas Kuhn (1922-1996). Menurutnya ada dua tahap perubahan yaitu tahap normal dan tahap revolusi.
1. Pada tahan normal baru ditemukan penyimpangan, dan kritiik diajukan secara tidak langsung.
2. Pada tahap revolusi, kritik diajukan justru ke reputasi si teoritis lama, baru kepemikirannya. Jika ia gagal bertahan maka akan terjadi revolusi dan tercipta paradigma(model berpikir) baru.
Jadi jika terjadi penyimpangan atas teori yang ada maka melewati tahap normal terlebih dahulu yaitu kecendrungan untuk menyimpan fakta dulu atas penyimpangan yang ada (anomali) dan jika anomali sudah membludak barulah teori runtuh (tahap revolusi muncul) kemudian muncul paradigma (model berpikir) baru.
Diskusi:
1. Siapakah kamu?
2. Apakah hakekat diri?